Jumat, 15 Januari 2010

Teori Kota Lama

Kota lama merupakan potongan sejarah masa lalu yang masih utuh pada era modern. Dapat dikatakan sebagai penghubung sejarah. Juga sebagai warisan sejarah dan kebudayaan yang dapat menunjukkan identitas asli sebuah kota.

Dalam sejarah kota, paling sedikit dikenal dengan tiga teori pokok mengenai asal usul Kota Lama dimana pendekatan tersebut sangat penting dalam memahami proses perkembangan kota sampai pada saat ini.

1. Pendekatan teknologi dalam kota

Teori ini dikenal sebagai ‘thesis on the developmental sequence that led to the urban revolution’ yang dikembangkan oleh ahli sejarah kota, Gordon V. Childe. Teori berdasarkan suatu transisi dan evolusi kehidupan pedesaan kearah perkotaan yang disebabkan secara teknis oleh revolusi pertanian. Ada empat faktor yang berpengaruh dalam proses tersebut, yaitu :

  • Populasi bertambah
  • Organisasi masyarakat yang makin kompleks
  • Lingkungan sebagai sumber produksi pertanian
  • Teknologi yang meluas
2. Pendekatan ekonomi dalam kota

Teori kedua menekankan dinamika lain, yaitu faktor ekonomi yang mengubah permukiman desa menjadi kota. Teori tersebut dikembangkan oleh ahli sosiologi perkotaan, Jane Jacobs, dan dikenal sebagai ‘trade thesis’ karena menurut teori tersebut faktor perdagangan menjadi kriteria yang paling utama dalam perubahan permukiman pedesaan menjadi perkotaan. Dalam hal tersebut, lokasi serta hubungan dengan lingkungannya menjadi faktor yang paling strategis dalam perkembangan kota.

3. Pendekatan ideologi dalam kota

Teori ketiga dikenal sebagai ‘the religious – symbolic thesis’ yang dikembangkan oleh tokoh sejarah kota, Lewis Mumford. Menurutnya, faktor utama yang menyebabkan permukiman pedesaan menjadi perkotaan adalah budaya yang diekspresikan secara religius- simbolik. Menurut Mumford, kedua teori yang lalu belum membahas faktor-faktor yang bersifat tidak fisik (nonmaterial factors) yang amat penting dalam proses perkembangan kota.


sumber : Markus Zahnd. Perancangan Kota Secara Terpadu. (Soegijapranata University press: Semarang, 1999). Hal. 47

Tidak ada komentar:

Posting Komentar